.

KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI NINGALI HEULA DI DESA SUKALUYU TAHUN 2022

 

I.            Latar Belakang

Permasalahan gizi di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan masalah gizi di Indonesia dapat terjadi di beberapa kelompok usia, meliputi anak-anak balita (bawah lima tahun), remaja, dewasa, serta lansia. Seperti halnya hipertensi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia pada rentang usia dewasa hingga lansia. Di Indonesia, prevalensi hipertensi berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 sebesar 31,6% pada kelompok umur 31-44 tahun, 45,3% pada kelompok umur 45-54 tahun, dan sebesar 55,2% pada umur 55-64 tahun. Di Desa Sukaluyu, Kab. Bogor tepatnya, permasalahan hipertensi pada rentang usia dewasa dan lansia masih memiliki angka cakupan yang kecil dalam penanganannya, yaitu sebesar 12,8%. Oleh karena itu, perlunya suatu upaya pencegahan dan penanganan berupa kegiatan inovasi yang nantinya dapat mengurangi permasalahan hipertensi di Desa Sukaluyu.

Hipertensi merupakan penyakit yang disebut sebagai "silent killer" artinya dapat menyebabkan kematian secara diam-diam. Hal ini disebabkan karena tanda dan gejala hipertensi yang dialami berbeda-beda pada setiap individu dan gejala yang dialami hampir mirip dengan penyakit lainnya seperti pusing, sakit kepala, mata berkunang-kunang sehingga sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari bahwa itu hipertensi (Astuti, V. W. et al., 2021). Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi perlu lebih diperhatikan upaya penanganan dan pencegahannya. American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa untuk mengontrol hipertensi perlu dilakukan perubahan gaya hidup dan mengendalikan faktor risiko, salah satunya yaitu melakukan olahraga secara teratur.

Oleh karena itu, dibentuklah suatu inovasi yang dalam pelaksanaannya bersamaan dengan kegiatan olahraga mingguan yaitu berupa edukasi gizi/penyuluhan kesehatan yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi permasalahan hipertensi di Desa Sukaluyu. Penyuluhan tersebut disebut dengan “NINGALI HEULA (Kenali, Cegah, dan Kendalikan Hipertensi pada Lansia)”. Dalam pelaksanaannya, NINGALI HEULA dilakukan mingguan bersamaan dengan kegiatan  PROLANIS yaitu berupa senam lansia bersama. Selain dilakukannya penyuluhan, dalam kegiatan inovasi tersebut dilakukan pula pengukuran tekanan darah yang bertujuan untuk memonitoring permasalahan hipertensi masyarakat Desa Sukaluyu. Diharapkan dengan diadakannya penyuluhan tersebut akan membentuk perilaku yang positif terhadap kesehatan pada masyarakat Desa Sukaluyu serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi, sehingga nantinya prevalensi hipertensi di Desa Sukaluyu juga akan menurun.

 

II.            Tujuan dan Manfaat

Program NINGALI HEULA ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dari peserta PROLANIS mengenai hipertensi baik dari pengertian, faktor risiko, gejala, dampak, dan juga cara mengendalikan serta mengatasi hipertensi. Diharapkan dengan adanya program ini, pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait hipertensi akan meningkat sehingga prevalensi hipertensi pada kelompok dewasa dan lansia di Desa Sukaluyu juga akan menurun.

 

III.            Kegiatan Pokok dan Prosedur Kerja

A.    Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok dari pengembangan dan pelaksanaan inovasi desa NINGALI HEULA adalah sebagai berikut:

1)      Mengidentifikasi permasalahan masyarakat terkait gizi pada usia dewasa dan lansia di desa Sukaluyu.

2)      Merancang dan mengembangkan inovasi desa.

3)      Melaksanakan bimbingan teknis inovasi desa kepada penanggung jawab kegiatan PROLANIS dan kader.

4)      Melaksanakan sosialisasi inovasi desa kepada masyarakat desa.

5)      Melaksanakan kegiatan inovasi desa.

 

B.     Prosedur Kerja

Prosedur pelaksanaan dan pengembangan inovasi desa NINGALI HEULA adalah sebagai berikut:


KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI NINGALI HEULA DI DESA SUKALUYU TAHUN 2022

 

I.            Latar Belakang

Permasalahan gizi di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan masalah gizi di Indonesia dapat terjadi di beberapa kelompok usia, meliputi anak-anak balita (bawah lima tahun), remaja, dewasa, serta lansia. Seperti halnya hipertensi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia pada rentang usia dewasa hingga lansia. Di Indonesia, prevalensi hipertensi berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 sebesar 31,6% pada kelompok umur 31-44 tahun, 45,3% pada kelompok umur 45-54 tahun, dan sebesar 55,2% pada umur 55-64 tahun. Di Desa Sukaluyu, Kab. Bogor tepatnya, permasalahan hipertensi pada rentang usia dewasa dan lansia masih memiliki angka cakupan yang kecil dalam penanganannya, yaitu sebesar 12,8%. Oleh karena itu, perlunya suatu upaya pencegahan dan penanganan berupa kegiatan inovasi yang nantinya dapat mengurangi permasalahan hipertensi di Desa Sukaluyu.

Hipertensi merupakan penyakit yang disebut sebagai "silent killer" artinya dapat menyebabkan kematian secara diam-diam. Hal ini disebabkan karena tanda dan gejala hipertensi yang dialami berbeda-beda pada setiap individu dan gejala yang dialami hampir mirip dengan penyakit lainnya seperti pusing, sakit kepala, mata berkunang-kunang sehingga sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari bahwa itu hipertensi (Astuti, V. W. et al., 2021). Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi perlu lebih diperhatikan upaya penanganan dan pencegahannya. American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa untuk mengontrol hipertensi perlu dilakukan perubahan gaya hidup dan mengendalikan faktor risiko, salah satunya yaitu melakukan olahraga secara teratur.

Oleh karena itu, dibentuklah suatu inovasi yang dalam pelaksanaannya bersamaan dengan kegiatan olahraga mingguan yaitu berupa edukasi gizi/penyuluhan kesehatan yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi permasalahan hipertensi di Desa Sukaluyu. Penyuluhan tersebut disebut dengan “NINGALI HEULA (Kenali, Cegah, dan Kendalikan Hipertensi pada Lansia)”. Dalam pelaksanaannya, NINGALI HEULA dilakukan mingguan bersamaan dengan kegiatan  PROLANIS yaitu berupa senam lansia bersama. Selain dilakukannya penyuluhan, dalam kegiatan inovasi tersebut dilakukan pula pengukuran tekanan darah yang bertujuan untuk memonitoring permasalahan hipertensi masyarakat Desa Sukaluyu. Diharapkan dengan diadakannya penyuluhan tersebut akan membentuk perilaku yang positif terhadap kesehatan pada masyarakat Desa Sukaluyu serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi, sehingga nantinya prevalensi hipertensi di Desa Sukaluyu juga akan menurun.

 

II.            Tujuan dan Manfaat

Program NINGALI HEULA ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dari peserta PROLANIS mengenai hipertensi baik dari pengertian, faktor risiko, gejala, dampak, dan juga cara mengendalikan serta mengatasi hipertensi. Diharapkan dengan adanya program ini, pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait hipertensi akan meningkat sehingga prevalensi hipertensi pada kelompok dewasa dan lansia di Desa Sukaluyu juga akan menurun.

 

III.            Kegiatan Pokok dan Prosedur Kerja

A.    Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok dari pengembangan dan pelaksanaan inovasi desa NINGALI HEULA adalah sebagai berikut:

1)      Mengidentifikasi permasalahan masyarakat terkait gizi pada usia dewasa dan lansia di desa Sukaluyu.

2)      Merancang dan mengembangkan inovasi desa.

3)      Melaksanakan bimbingan teknis inovasi desa kepada penanggung jawab kegiatan PROLANIS dan kader.

4)      Melaksanakan sosialisasi inovasi desa kepada masyarakat desa.

5)      Melaksanakan kegiatan inovasi desa.

 

B.     Prosedur Kerja

Prosedur pelaksanaan dan pengembangan inovasi desa NINGALI HEULA adalah sebagai berikut:

KERANGKA ACUAN KEGIATAN INOVASI NINGALI HEULA DI DESA SUKALUYU TAHUN 2022

 

I.            Latar Belakang

Permasalahan gizi di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan masalah gizi di Indonesia dapat terjadi di beberapa kelompok usia, meliputi anak-anak balita (bawah lima tahun), remaja, dewasa, serta lansia. Seperti halnya hipertensi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia pada rentang usia dewasa hingga lansia. Di Indonesia, prevalensi hipertensi berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 sebesar 31,6% pada kelompok umur 31-44 tahun, 45,3% pada kelompok umur 45-54 tahun, dan sebesar 55,2% pada umur 55-64 tahun. Di Desa Sukaluyu, Kab. Bogor tepatnya, permasalahan hipertensi pada rentang usia dewasa dan lansia masih memiliki angka cakupan yang kecil dalam penanganannya, yaitu sebesar 12,8%. Oleh karena itu, perlunya suatu upaya pencegahan dan penanganan berupa kegiatan inovasi yang nantinya dapat mengurangi permasalahan hipertensi di Desa Sukaluyu.

Hipertensi merupakan penyakit yang disebut sebagai "silent killer" artinya dapat menyebabkan kematian secara diam-diam. Hal ini disebabkan karena tanda dan gejala hipertensi yang dialami berbeda-beda pada setiap individu dan gejala yang dialami hampir mirip dengan penyakit lainnya seperti pusing, sakit kepala, mata berkunang-kunang sehingga sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari bahwa itu hipertensi (Astuti, V. W. et al., 2021). Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi perlu lebih diperhatikan upaya penanganan dan pencegahannya. American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa untuk mengontrol hipertensi perlu dilakukan perubahan gaya hidup dan mengendalikan faktor risiko, salah satunya yaitu melakukan olahraga secara teratur.

Oleh karena itu, dibentuklah suatu inovasi yang dalam pelaksanaannya bersamaan dengan kegiatan olahraga mingguan yaitu berupa edukasi gizi/penyuluhan kesehatan yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi permasalahan hipertensi di Desa Sukaluyu. Penyuluhan tersebut disebut dengan “NINGALI HEULA (Kenali, Cegah, dan Kendalikan Hipertensi pada Lansia)”. Dalam pelaksanaannya, NINGALI HEULA dilakukan mingguan bersamaan dengan kegiatan  PROLANIS yaitu berupa senam lansia bersama. Selain dilakukannya penyuluhan, dalam kegiatan inovasi tersebut dilakukan pula pengukuran tekanan darah yang bertujuan untuk memonitoring permasalahan hipertensi masyarakat Desa Sukaluyu. Diharapkan dengan diadakannya penyuluhan tersebut akan membentuk perilaku yang positif terhadap kesehatan pada masyarakat Desa Sukaluyu serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi, sehingga nantinya prevalensi hipertensi di Desa Sukaluyu juga akan menurun.

 

II.            Tujuan dan Manfaat

Program NINGALI HEULA ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dari peserta PROLANIS mengenai hipertensi baik dari pengertian, faktor risiko, gejala, dampak, dan juga cara mengendalikan serta mengatasi hipertensi. Diharapkan dengan adanya program ini, pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait hipertensi akan meningkat sehingga prevalensi hipertensi pada kelompok dewasa dan lansia di Desa Sukaluyu juga akan menurun.

 

III.            Kegiatan Pokok dan Prosedur Kerja

A.    Kegiatan Pokok

Kegiatan pokok dari pengembangan dan pelaksanaan inovasi desa NINGALI HEULA adalah sebagai berikut:

1)      Mengidentifikasi permasalahan masyarakat terkait gizi pada usia dewasa dan lansia di desa Sukaluyu.

2)      Merancang dan mengembangkan inovasi desa.

3)      Melaksanakan bimbingan teknis inovasi desa kepada penanggung jawab kegiatan PROLANIS dan kader.

4)      Melaksanakan sosialisasi inovasi desa kepada masyarakat desa.

5)      Melaksanakan kegiatan inovasi desa.

 

B.     Prosedur Kerja

Prosedur pelaksanaan dan pengembangan inovasi desa NINGALI HEULA adalah sebagai berikut:



I.              Sasaran

Masyarakat desa, khususnya lansia yang mengikuti kegiatan PROLANIS di lapangan Kemang, Desa Sukaluyu.

 

II.               Jadwal Tahapan Inovasi dan Pelaksanaan Kegiatan

A.       Tahapan Inovasi

 

Tahapan dan jadwal pelaksanaan inovasi desa NINGALI HEULA adalah sebagai berikut:



Kegiatan NINGALI HEULA sebagaimana ditunjukkan di atas diperbaharui dalam dua aspek yaitu kegiatan penyuluhan dan konseling gizi terkait hipertensi.

I.                     Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan. Laporan evaluasi kegiatan dibuat oleh Kecamatan Tamansari dan Mahasiswa serta Ketua Pelaksana PROLANIS yang dilaksanakan di Desa Sukaluyu, kemudian data dan informasi dari hasil pencatatan dilaporkan ke Puskesmas Sukaresmi.

 

II.                     Strategi Keberlanjutan

Untuk keberlanjutan kegiatan inovasi “NINGALI HEULA”, maka dilakukan:

(1)            Pemberdayaan kader dalam rangka perluasan kepesertaan guna meningkatkan cakupan program PROLANIS dan “NINGALI HEULA”; (2) Pemberdayaan kader dalam rangka meningkatkan keterampilan dalam mengukur tekanan darah; dan (3) Penggunaan sosial media sebagai strategi untuk memperluas cakupan peserta PROLANIS dan “NINGALI HEULA”.

No.

Tahapan

Jadwal

Keterangan

1.

Latar belakang masalah

16 Agustus 2022

s/d 19 Agustus

2022

Penyusunan latar belakang masalah digagasnya inovasi desa, termasuk di dalamnya dilakukan terlebih dahulu identifikasi permasalahan.

2.

Perumusan ide

20 Agustus 2022

Perumusan ide dimulai dari dirumuskannya berbagai gagasan dan ide untuk memecahkan permasalahan yang ada.

3.

Perancangan

21 Agustus 2022

s/d 24 Agustus

2022

Pembentukan Tim Pengelola Inovasi Desa

4.

Implementasi

25 Agustus dan 27

Agustus 2022

Pelaksanaan dan Pengembangan Inovasi Desa

Agenda Kegiatan