.


 

Latar Belakang

Secara global stunting masih menjadi target utama yakni di 2025 dunia harus berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dibawah 20%. Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/SouthEast Asia Regional (SEAR) (Kemenkes RI, 2018). Prevalensi stunting pada anak usia sekolah (5-12 tahun) di Indonesia pada tahun pada tahun 2010 yaitu sebesar 28.3%(Kemenkes RI, 2010). Pada tahun 2013 presentase stunting meningkat menjadi 31.7% (Kemenkes RI, 2013). Dan pada data terkini Indonesia telah berhasil turun mencapai angka 21,6% (Kemenkes RI 2022). Namun angka ini masih cukup jauh dari target Indonesia  yakni pada angka 14% di tahun 2024.

 

Data menunjukkan lima yang persentasenya tinggi itu di NTT, Sulbar, Aceh, NTB, dan Sultra. Namun jika dihitung secara jumlah, yang paling banyak adalah Jawa Barat, kemudian Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumut, dan Banten. Maka dari itu Kabupaten Bogor sebagai salah satu daerah terbesar dan terbanyak penduduknya masih memiliki tugas besar dalam hal upaya penurunan angka stunting didaerah tersebut.

 

Kasus stunting (prevalensi) di Kabupaten Bogor tahun 2021 turun menjadi 9,89%, lebih rendah 2,8% dibanding tahun 2020 yaitu 12,69%. Namun dalam hal ini, Pemkab Bogor, tidak kendor melakukan berbagai upaya demi menurunkan angka stunting menuju Kabupaten Bogor Bebas Stunting (Gobest) di tahun 2023.

 

Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan, menegaskan penanganan stunting di Kabupaten Bogor dilakukan melalui intervensi spesifik seperti, imunisasi, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita, dan pemantauan pertumbuhan dan intervensi sensitif, seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan, penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kesetaraan gender.

 

Dalam rangka percepatan penanganan dan penajaman sasaran stunting, pemerintah kabupaten Bogor telah menetapkan lokus fokus intervensi stunting tahun 2022 yaitu sebanyak 36 desa dari 21 kecamatan. Meliputi, 3 desa di Kecamatan Tanjungsari, 4 desa di Kecamatan Tamansari, 4 desa di Kecamatan Sukaraja, 3 desa di Kecamatan Rumpin, 3 desa di Kecamatan Pamijahan, 3 desa di Kecamatan Ciomas, dan 2 desa di Kecamatan Jasinga.

 

Maka dari itu, sebagai bagian dari daerah lokus, upaya kegiatan inovasi SAGITA menjadi urgen untuk mulai disosialisasikan dan dilakukan secara berkala diwilayah kerja Puskesmas Sukaresmi kabupaten Bogor.

 

Tujuan

A. Tujuan Umum

Menurunkan angka karies gigi dan stunting pada bayi dan balita di Indonesia

 

B. Tujuan Khusus

·         Untuk mencegah terjadinya karies gigi yang dapat menghambat proses mencerna makanan pada bayi dan balita

·         Menurunkan angka stunting diwilayah kerja Puskesmas Sukaresmi

·         Mengoptimalkan pencegahan dengan cara pemantauan pertumbuhan gigi bayi dan balita secara berkala

·         Memberikan akses informasi kesehatan secara mudah dan efisien

 

Manfaat

·         Memudahkan orang tua dalam memantau tumbuh kembang anak dan pencegahan stunting sedini mungkin

·         Memudahkan akses informasi bagi para orang tua yang ingin berkonsultasi terkait Kesehatan gigi dan mulut balita

·         Membantu percepatan penururan angka stunting di Indonesia

 

Cara Melaksanakan Kegiatan dan Rincian Kegiatan

A. Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan inovasi ”SAGITA” adalah sebagai berikut :

 1.       Mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan inovasi

 2.       Menganalisis hasil identifikasi peluang inovasi

 3.       Memasukkan kegiatan inovasi ke dalam perencanaan Puskesmas

 4.       Memberitahukan/Sosialisai kepada Kepala Desa bahwa Puskesmas Sukaresmi memiliki    kegiatan   inovasi   untuk   menunjang   kegiatan   pokok   Puskesmas

 5.       Mengevaluasi kegiatan  inovasi Puskesmas Sukaresmi

 6.       Membuat rencana tindak lanjut dan tindak lanjut terhadap kegiatan inovasi Puskesmas Sukaresmi

 

B. Cara Melaksanakan Kegiatan

 1.       Menyusun daftar sasaran balita usia 8-36 bulan di Desa Sukaluyu dan Sukaresmi

 2.       Membuat poster untuk sosialisasi program SAGITA di Posyandu

 3.       Melaksanakan Sosialisasi penggunaan KMGS kepada Bidan Desa dan kader

 4.       Membuat Kartu Menuju Gigi Sehat dan disebar ke sasaran balita oleh petugas dan kader

 5.       Melaksanakan monitoring dan evaluasi efektivitas penggunaan KMGS di Posyandu

 

Sasaran

Balita sasaran Posyandu

 

Jadwal Tahapan Inovasi dan Pelaksanaan Kegiatan

A. Tahapan Inovasi ”SAGITA”

No.

Tahapan

Waktu Kegiatan

Keterangan

1.

Latar      Belakang

Masalah

Juni 2022

Observasi pada lingkungan kerja Puskesmas Sukaresmi

2.

Perumusan Ide

Juni 2022

Perumusan ide dari masukan

semua pihak / koordinasi   dengan Kepala Puskesmas

3.

Perancangan

Juni 2022

Menyusun tim pengelola

inovasi dan linsek

4.

Implementasi

Juli 2022- Sekarang

Pelaksanaan inovasi di

Dalam Internal Puskesmas Sukaresmi

 

 

 

 

 

 

 

B. Pelaksanaan Kegiatan ”SAGITA”

 

NO

 

KEGIATAN

2022

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

Mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan inovasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Menganalisis hasil identifikasi peluang inovasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Memasukkan kegiatan inovasi ke dalam perencanaan Puskesmas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Memberitahukan/Sosialisai kepada Kepala Desa bahwa Puskesmas Sukaresmi memiliki    kegiatan   inovasi   untuk   menunjang   kegiatan   pokok   Puskesmas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Mengevaluasi kegiatan  inovasi Puskesmas Sukaresmi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Membuat rencana tindak lanjut dan tindak lanjut terhadap kegiatan inovasi Puskesmas Sukaresmi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

1. Pencatatan dan Pelaporan

a.    Catatan perkunjungan jumlah ibu bayi dan balita kunjungan ke posyandu.

b.    Dilakukan pelaporan hasil pengukuran kinerja setiap bulan oleh koordinator unit dan dilaporkan kepada sekretariat dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.

c.    Pelaporan tahunan hasil analisis penilaian kinerja oleh Dinas Kesehatan.

d.    Mendokumentasikan setiap kegiatan

2. Evaluasi Kegiatan

Monitoring Evaluasi dilakukan oleh Tim Audit Internal Puskesmas Sukaresmi terhadap ketepatan pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pada saat persiapan pelaksanaan kegiatan. Pelaporan pelaksanaan kegiatan harus disusun pada tiap akhir kegiatan evaluasi oleh Tim Audit Internal Puskesmas Sukaresmi.

Tamansari, 04 Juli 2022

Kepala Puskesmas Sukaresmi,

 

 

dr. Ahmad Budisabri

NIP.196911122014121001

Agenda Kegiatan