PEDOMAN
INOVASI PUSKESMAS
SUKARESMI KERJA SAMA DENGAN UNIVERSITAS INDONESIA
USAHA MENINGKATKAN KEAKTIFAN
KADER DALAM PROGRAM IMUNISASI RUTIN
PUSKESMAS SUKARESMI,DESA
SUKALUYU ,KECAMATAN TAMANSARI,KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2022
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM INOVASI GEULIS FKM UI TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Imunisasi merupakan sebuah proses ketika seseorang
terproteksi terhadap suatu penyakit melalui vaksinasi (CDC, 2021).
Imunisasi pada anak menjadi salah satu bentuk intervensi kesehatan
masyarakat yang dilaksanakan oleh seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia sejak tahun 1956 (Kemenkes, 2019). Berdasarkan data Riskesdas 2018, sebanyak 56% anak usia 0-59 bulan di Indonesia telah mendapat imunisasi dasar
lengkap (Kemenkes, 2019). Akan tetapi, terdapat
anak yang tidak mendapat imunisasi dasar sebanyak 9,2% secara nasional (Kemenkes, 2019). Tidak jauh berbeda
dengan rata-rata nasional anak yang tidak diimunisasi, sebanyak
6,5% anak usia 0-59 bulan di Provinsi
Jawa Barat yang tidak
diimunisasi dan anak yang tidak diimunisasi dengan lengkap sebesar 35,3% (Kemenkes, 2019). Banyaknya proporsi anak
yang tidak diimunisasi maupun tidak lengkap
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keaktifan kader (Syahida, 2020).
Kader
kesehatan mempunyai peran penting dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu termasuk dalam program imunisasi yang mana ketika kader tidak
aktif maka cakupan imunisasi daerah
tersebut menurun (Nurhidaya, 2019). Hal tersebut disebabkan karena kader sebagai jembatan informasi antara
petugas kesehatan dan masyarakat sehingga
apabila kader tidak aktif maka
masyarakat tidak terpapar akan
informasi terkait program kesehatan (Kemenkes RI, 2018). Namun, beberapa faktor dapat menghambat keaktifan kader
seperti pengetahuan, motivasi, kondisi sosial ekonomi,
dukungan dari pemerintah maupun petugas kesehatan (Profita, 2018). Hal ini tentunya menjadi
permasalahan dikarenakan kader sebagai
Desa sukaluyu merupakan
desa yang terletak
di wilayah Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa sukaluyu memiliki
13 posyandu dengan jumlah kader yang
terdaftar sebanyak 65 orang. Namun, kader yang aktif secara administratif hanya 56 orang (86,15%) walaupun demikian
hanya beberapa kader yang datang ke kegiatan posyandu
serta terdapat kader yang tidak
melaksanakan tugas untuk memberikan informasi mengenai
kegiatan posyandu sehingga terdapat
masyarakat yang tidak mengetahui kegiatan posyandu. Hal ini tentunya mempengaruhi cakupan imunisasi di
Desa Sukaluyu. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader di Desa Sukaluyu serta dibutuhkan
ide inovatif untuk meningkatkan
keaktifan kader di Desa Sukaluyu.
Gambar 1. Peta Desa Sukaluyu
A. Penjaringan Ide
Imunisasi dasar lengkap merupakan
salah satu pelayanan
kesehatan yang esensial
bagi bayi. Menurut
Kemenkes RI (2022) cakupan imunisasi
dasar di Indonesia masih tergolong rendah dan turun drastis akibat pandemi Covid-19. Upaya peningkatan cakupan imunisasi sudah
dilakukan oleh pemerintah dengan menggalakan
kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). BIAN terdiri dari dua kegiatan pelayanan
imunisasi, yakni pertama
layanan imunisasi tambahan berupa
pemberian satu dosis imunisasi campak dan rubella tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Kedua layanan
imunisasi kejar, berupa pemberian satu
atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status imunisasi dasar maupun lanjutan bagi anak yang belum menerima
dosis vaksin sesuai usia.
Berdasarkan latar belakang masalah
dan dengan memperhatikan waktu pelaksanaan BIAN
maka dibuat program inovasi Gerakan Kader Peduli Imunisasi (GEULIS)
dengan sasaran kader desa Sukaluyu.
Dalam melaksanakan kegiatan
ini
bekerja sama dengan beberapa pihak, yakni Puskesmas
Sukaresmi, Bidan Desa, Pihak Desa dan
kader Desa Sukaluyu. Kegiatan inovasi ini dilaksanakan secara komprehensif, baik dari sebelum
pelaksanaan kegiatan hingga setelah kegiatan
berhasil dilaksanakan. Program
inovasi ini dilakukan
mengingat kader posyandu
di Desa Sukaluyu merupakan pihak yang berperan
penting terhadap upaya peningkatan cakupan
imunisasi dan menjadi
jembatan informasi antara pihak puskesmas dengan masyarakat.
Kegiatan inovasi “GEULIS” dilakukan
melalui sosialisasi dan edukasi kepada kader Desa Sukaluyu melalui
pemberian materi mengenai
imunisasi dasar sekaligus meningkatkan motivasi kader.
Selain itu, program inovasi juga didukung dengan
pemberian poster infografis “Ayo Imunisasi” kepada seluruh posyandu di Desa Sukaluyu dan puskesmas Sukaresmi. Selanjutnya, untuk meningkatkan motivasi kader, tim peneliti juga merancang bentuk apresiasi yang diberikan kepada kader untuk memacu
semangat kader dan meningkatkan kinerja kader,
seperti pemberian hadiah kepada kader terbaik dan terlama serta hampers untuk seluruh kader. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi kader
terhadap kinerjanya dalam cakupan program imunisasi dasar.
B.
Pemilihan Ide
Masalah
terkait cakupan imunisasi
yang rendah menjadi
prioritas masalah kesehatan yang perlu diatasi oleh
kelompok melalui PBL. Masalah tersebut unggul
dalam aspek besarnya
masalah (size of problem) dan visibilitas upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut (effectiveness of
intervention for problem).
Sasaran inovasi dari program GEULIS dipilih sesuai dengan latar belakan,
yaitu kader sebagai jembatan sebagai jembatan informasi antara petugas kesehatan
dan masyarakat sehingga apabila kader tidak aktif maka masyarakat tidak terpapar akan informasi terkait
program kesehatan.
II.
TUJUAN, MANFAAT, DAN DAMPAK
1.
Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan motivasi para kader yang
kemudian diharapkan akan mempengaruhi sikap dan kinerja
kader terhadap pelaksanaan imunisasi sehingga
cakupan imunisasi di Desa Sukaluyu dapat meningkat.
2.
Tujuan Khusus
a. Kader memahami
mengenai definisi, tujuan,
dan manfaat dari imunisasi dasar.
b.
Kader memahami mengenai jenis imunisasi dasar dan waktu pemberian imunisasi pada bayi hingga berumur 1
tahun.
c.
Kader memahami mengenai kejadian
ikutan pasca imunisasi
(KIPI) dan penanganan terhadap KIPI.
d.
Kader memahami pentingnya peran kader dalam menunjang kegiatan
imunisasi.
3.
Manfaat
a.
Bagi Penulis
Manfaat yang diperoleh
penulis sebagai peneliti
adalah mencakup pengetahuan, serta bekal untuk mengaplikasikan ilmu selama perkuliahan secara ilmiah. Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk peneliti
lainnya yang ingin mengkaji lebih
dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keaktifan kader posyandu
pada program imunisasi
dengan menambah beberapa variabel atau meluaskan
jangkauan.
b.
Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Manfaat bagi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia adalah memberikan referensi terkait ilmu kesehatan masyarakat khususnya pada lingkup
promosi kesehatan, yaitu peran Kader Posyandu
terhadap cakupan imunisasi dasar dan
lanjutan rutin.
c.
Bagi Puskesmas Sukaresmi
Manfaat
bagi Puskesmas Sukaresmi
adalah memberikan masukan
kepada puskesmas terkait
pelatihan kader posyandu dan pelaksanaan imunisasi dasar dan lanjutan rutin agar cakupan imunisasi dapat meningkat dan
kader memiliki pengetahuan dan motivasi
yang lebih baik.
d.
Bagi Kader Posyandu Desa Sukaluyu
Manfaat bagi Kader Posyandu sebagai
responden penelitian adalah
mengetahui pengetahuan, dan motivasi diri yang mempengaruhi cakupan imunisasi
dasar dan lanjutan rutin sehingga kedepannya dapat memperbaiki diri.
e.
Bagi Pemangku Kebijakan
Manfaat bagi pemangku
kebijakan yang akan mengambil
kebijakan adalah menjadi masukan
dan pertimbangan terhadap
kebijakan maupun keputusan terkait
peran kader posyandu dalam pelaksanaan program imunisasi.
4.
Dampak
a.
Meningkatkan pengetahuan kader
mengenai imunisasi dasar, jenis imunisasi dasar dan waktu pemberian, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI),
dan penanganan KIPI.
b.
Meningkatkan motivasi kader yang
berhubungan dengan kegiatan kesehatan di Desa
Sukaluyu
c.
Meningkatkan kinerja kader sehingga
berdampak pada cakupan imunisasi di Desa
sukaluyu
III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1.
Kegiatan Geulis bertepatan dengan BIAN (Bulan
Imunisasi Anak Nasional).
2. Kegiatan pra-Geulis, yaitu pengisian pre-test
dilaksanakan setelah kegiatan
BIAN di tiap Posyandu atau melakukan kunjungan ke
rumah kader.
3. Kegiatan Geulis dilaksanakan di Balai Desa yang dilanjutkan dengan pemaparan
materi mengenai imunisasi dasar dan motivasi kader oleh kedua pembicara serta terdapat sesi tanya jawab.
4. Setelah Kegiatan Geulis berlangsung untuk melihat dampak dari program maka dilakukan post-test yang dilakukan pada hari yang sama.
Gambar 2. Kegiatan Intervensi Kepada Kader Desa Sukaluyu dalam Program Geulis (Gerakan Kader Peduli Imunisasi)
I.
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Perencanaan
a. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas, bidan desa, dan penanggung
jawab promosi kesehatan di Desa Sukaluyu.
b. Rapat penentuan
tempat, tanggal, waktu, dan teknis kegiatan oleh kelompok
PBL dan Kader Puskesmas Sukaresmi.
c. Pengajuan permohonan peminjaman fasilitas ruangan
balai desa kepada pihak desa.
d. Sosialisasi program Geulis kepada
kader pada saat program BIAN setiap
Posyandu.
2.
Pelaksanaan
a. Pemberian pre-test kepada kader sebelum kegiatan
GEULIS untuk mengukur pengetahuan serta tingkat
motivasi kader Desa Sukaluyu dalam melaksanakan
tugas sebagai kader.
b. Launching program
inovasi GEULIS yang dilaksanakan bertepatan dengan bulan BIAN.
Pada program inovasi ini terdiri dari beberapa
rangkaian seperti pemaparan
materi mengenai imunisasi
dasar, pemaparan materi
mengenai pentingnya peran kader dalam membantu
kegiatan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
c. Setelah sesi pemaparan diberikan
sesi untuk tanya jawab kepada narasumber
mengenai materi.
d. Kuis dilakukan
setelah sesi pemaparan
dan tanya jawab mengenai imunisasi
dasar untuk mengingat
kembali materi yang disampaikan oleh narasumber.
e. Pemberian
post-test setelah sesi tanya jawab
untuk mengukur dampak dari kegiatan
GEULIS pada aspek pengetahuan dan motivasi kader yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja kader.
3. Pengawasan serta
evaluasi
a. Tim peneliti
melakukan observasi terhadap
permasalahan cakupan imunisasi
serta melakukan terkait
pengetahuan dan motivasi
kader terhadap kinerjanya dalam program imunisasi
di seluruh posyandu
yang tersebar di Desa Sukaluyu.
b. Tim peneliti
melakukan kegiatan pengawasan terhadap proses pengisian
pre-post test sebelum dan saat kegiatan inovasi
c. Tim peneliti
melakukan evaluasi kegiatan
inovasi dengan dua cara, yaitu secara kualitatif mengenai kekurangan dari kegiatan program
inovasi dan secara kuantitatif dengan melakukan analisis data dari hasil kuesioner pre dan post kegiatan yang telah diisi oleh kader Desa Sukaluyu
d. Hasil
pengisian kuesioner pre dan post test kegiatan inovasi direkap oleh tim peneliti
II.
SASARAN
Sasaran program
inovasi Geulis adalah kader di Desa Sukaluyu.
III.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tahapan Inovasi
No |
TAHAPAN |
WAKTU KEGIATAN |
KETERANGAN |
||
1. |
Latar Belakang Masalah |
Juli 2022 |
Turun ke lapangan untuk mengambil data sekunder dan konsultasi mengenai masalah
kesehatan bersama bidan desa dan pihak puskesmas |
||
2. |
Perumusan Ide |
Agustus 2022 |
Perumusan ide dari masukan dan analisis data sekunder serta penentuan prioritas masalah. |
||
3. |
Perancangan |
Agustus 2022 |
Merancang kegiatan Geulis mulai dari pembicara serta pembagian jobdesc sebelum dan saat
hari pelaksanaan kegiatan GEULIS. |
||
4. |
Implementasi |
25 Agustus 2022 |
Pelaksanaan dilakukan selama satu kali. |
No |
Kegiatan |
Sasaran |
Target |
Indikator program |
Waktu pelaksana an |
1. |
Pre-test pengetahuan dan motivasi kader
sebelum program Geulis berlangsung |
Kader Desa Sukaluyu |
25 Kader Desa
Sukaluyu |
Persentase pengisian kuesioner pre-test
100% dari jumlah target sasaran |
Bulan Agustus
2022 |
2. |
Kegiatan
Geulis |
Kader Desa Sukaluyu |
25 Kader Desa
Sukaluyu |
Persentase jumlah peserta yang hadir pada saat kegiatan intervensi mencapai 70% dari seluruh peserta
yang telah diundang |
Bulan Agustus
2022 |
3. |
Post-test pengetahuan dan motivasi kader setelah kegiatan Geulis |
Kader Desa Sukaluyu |
25 Kader Desa
Sukaluyu |
Persentase pengisian post test mencapai 100% dari jumlah target sasaran/
peserta yang hadir |
Bulan Agustus
2022 |
|
|
|
|
Terjadi perubahan pengetahu |
|
I.
BIAYA
Pelaksanaan kegiatan GEULIS dilaksanakan
pada bulan Agustus 2022 dengan menggunakan
dana Pribadi dari tim peneliti.
II.
MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Monitoring evaluasi dilakukan oleh tim
peneliti terhadap pelaksanaan kegiatan serta
hasil dari pre dan post-test kegiatan yang diisi oleh
kader. Monitoring dilakukan pada
sebelum kegiatan berlangsung dan saat kegiatan berlangsung, yaitu pada saat pengisian pre dan post test untuk
mencegah adanya bias data. Selain itu, evaluasi kegiatan dilakukan oleh tim peneliti baik secara kualitatif
mengenai kekurangan dari acara maupun
secara kuantitatif dengan melakukan analisis data kuesioner pre dan
post kegiatan. Selanjutnya, pelaporan
kegiatan disusun oleh tim peneliti
setelah melakukan monitoring
evaluasi kegiatan.
III.
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dan Pelaporan
1. Pencatatan
mengenai jumlah peserta dilakukan dengan mengisi presensi saat kegiatan berlangsung
2. Pelaporan mengenai
dampak dari pelaksanaan kegiatan GEULIS dilakukan setelah
kegiatan berlangsung yang akan dilaporkan kepada FKM UI, Puskesmas Sukaresmi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Evaluasi kegiatan dilaksanakan setelah
keseluruhan dari kegiatan
GEULIS telah selesai
dilaksanakan. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan mengevaluasi setiap komponen kegiatan, dan pelaporan kegiatan
dan evaluasi paling lambat satu bulan setelah
kegiatan selesai dilaksanakan.